JAKARTA, KOMPAS.com - Industri perbankan syariah nasional masih mencatat pertumbuhan yang cukup menggembirakan pada tahun 2016 di tengah kondisi perekonomian yang kurang mendukung.
Dari sisi aset maupun pangsa pasar, perbankan syariah nasional membukukan pertumbuhan yang cukup signifikan.
Sekretaris Jendeeal Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Achmad K Permana menyebut, per September 2016 total aset perbankan syariah mencapai Rp 331,76 triliun.
Angka tersebut meningkat 17,58 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
"Kami masih bisa tumbuh hampir 18 persen itu dipacu pertama adanya konversi. Di luar itu kami juga didukung adanya pertumbuhan dana haji dan kampanye keuangan syariah," kata Permana pada konferensi pers di Jakarta, Senin (21/11/2016).
Menurut Permana, pertumbuhan total aset perbankan syariah tersebut ditopang oleh adanya peningkatan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 20,16 persen menjadi Rp 263,52 triliun.
Adapun pembiayaan perbankan syariah tercatat meningkat 12,91 persen mencapai Rp 235,01 triliun.
Dengan capaian tersebut, kini pangsa pasar perbankan syariah terhadap industri perbankan nasional mencapai 5,3 persen.
Dengan demikian, industri perbankan syariah nasional telah berhasil melampaui jebakan pertumbuhan pangsa pasar 5 persen.
"Kami telah mencapai pangsa pasar melebihi 5 persen. Itu merupakan batas psikologis atau jebakan 5 persen," ujar Permana.
Menurut Permana, pencapaian kinerja industri perbankan syariah tersebut patut disyukuri. Pasalnya, capaian ini dibukukan di tengah situasi perekonomian makro global maupun domestik yang kurang kondusif untuk melakukan pertumbuhan usaha.
(Baca: Perbankan Syariah Indonesia Diklaim sebagai yang Terbesar di Dunia)