Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Modus Penjualan "Sex Toys" Lewat Toko "Online" Perlu Diawasi

Kompas.com - 23/12/2016, 15:17 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak cara dilakukan para pebisnis nakal untuk memasarkan barang-barangnya secara ilegal ke Indonesia.

Salah satunya yakni memasarkan mainan pembangkit gairah hubungan intim (sex toys) melalui jalur perdagangan online shop.

Modus perdagangan tersebut disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat melakukan pemusnahan minuman keras, rokok dan obat-obatan ilegal di Jakarta, Jumat (23/12/2016).

"Modus yang sekarang muncul tidak hanya melalui pelabuhan dan airport, barang yang dikirim langsung dari luar negeri lewat online shop dan dikirimkan langsung di kantor pos dan perusahaan jasa titipan," ujar Sri Mulyani.

Mantan pejabat Bank Dunia ini mengatakan, nilai barang ilegal tersebut masuk ke Indonesia nya saat ini memang belum terlalu besar, yakni Rp 138 juta dari 6.033 item yang berhasil didapatkan pihaknya. Namun, hal ini mencerminkan betapa bahayanya dampak negatif yang akan ditimbulkan dilihat dari sisi sosial.

"Ada 6.033 item yang nilainya Rp 138 juta. Nilainya tidak besar, tapi dampaknya luar biasa," terangnya.

Sekadar informasi, selain mengamankan mainan pembangkit gairah hubungan intim. Pihaknya bersama para penegak hukum, telah memusnahkan minuman keras, rokok dan obat-obatan ilegal yang berpotensi merugikan negara Rp 12,15 miliar.

Dengan menggunakan alat berat, Sri Mulyani menggilas 28.787 botol miras, 510 batang cerutu, dan 3,32 juta batang rokok ilegal didampingi oleh Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com