Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ladang di Libya Kembali Beroperasi, Harga Minyak Turun

Kompas.com - 04/04/2017, 09:00 WIB
Estu Suryowati

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak pada perdagangan Senin (3/4/2017) ditutup sedikit menurun, karena rebound produksi minyak di Libya, meskipun permintaan energi berdasarkan data ekonomi Asia cukup tinggi.

Ladang minyak di Libya barat, Sharara, yang sempat shutdown selama sepekan kembali beroperasi, dengan produksi mencapai 120.000 barel per hari (bph) pada Senin kemarin. Sebelum shutdown, 27 Maret, produksi Sharara mencapai 220.000 bph.

Dikutip dari CNBC, pada Selasa (4/4/2017) harga patokan minyak mentah Amerika Serikat (AS) atau West Texas Intermediate (WTI) ditutup 50,24 dollar AS per barel, atau turun 36 sen dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.

Sementara itu, harga patokan minyak mentah berjangka Brent berakhir di 53,12 dollar AS per barel atau turun 41 sen dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.

"Perkembangan utama selama akhir pekan adalah karena restart Sharara," kata managing director Petromatrix, Olivier Jakob.

Ia menambahkan, ketidakpastian tarif bulan depan menambah volatilitas jangka pendek harga minyak. Kedua faktor ini mempengaruhi pergerakan harga di paruh kedua tahun ini.

Sementara itu, perusahaan jasa energi Baker Hughes melaporkan jumlah rig AS naik 10 rig menjadi 662 pada pekan lalu, dan membuat rekor baru di kuartal pertama sejak pertengahan 2011.

Hal ini mendorong prospek kenaikan minyak serpih AS. Data ekonomi dari Asia menunjukkan permintaan energi di kawasan tersebut akan meningkat. Data manufaktur sebagian besar pabrik di Asia tumbuh solid secara bulanan di Maret.

PMI China menunjukkan perluasan pabrik untuk bulan ke-9 pada Maret meskipun pertumbuhannya melambat karena pesanan ekspor baru yang melambat.

"Angka-angka PMI China yang cukup positif memberikan dukungan untuk harga minyak," ucap analis pasar utama di Sydney CMC Markets Spooner.

Sebagaimana diketahui harga minyak telah mengalami reli selama tiga hari pekan lalu, didorong oleh penurunan produksi Libya dan ekspektasi bahwa OPEC dan non-OPEC seperti Rusia akan memperpanjang periode pemotongan produksi, paska-Juni.

Namun, investor lebih berhati-hati dengan keberlanjutan kenaikan harga. InterContinental Exchange menunjukkan hedge fund dan manajer uang menurunkan pembelian bersih sebanyak 28.942 menjadi 372.756 kontrak dalam pekan yang berakhir 28 Maret, terendah sejak 29 November 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com