Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca "Rights Issue" PP Properti Kebut Pengadaan Lahan

Kompas.com - 16/05/2017, 17:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT PP Properti Tbk (PPRO) telah merampungkan aksi korporasi berupa penerbitan saham baru alias rights issue senilai Rp 1,5 triliun. Sebanyak 70 persen dari dana tersebut digunakan untuk investasi pengembangan, yakni sekira Rp 1 triliun.

Direktur Utama PPRO Taufik Hidayat menjelaskan, perseroan kini tengah menggenjot pengadaan lahan pasca rights issue. PPRO menargetkan memiliki cadangan lahan seluas 400 hektare guna mendukung pertumbuhan bisnis.

"Hingga akhir tahun 2016, jumlah cadangan lahan (landbank) perseroan mencapai 60 hektar. Dengan total cadangan pada akhir tahun ini seluas 400 hektar, maka luas landbank PPRO tumbuh lebih dari 5 kali lipat dibandingkan tahun lalu," ujar Taufik dalam pernyataan resminya, Selasa (16/5/2017).

Taufik menjelaskan, lonjakan cadangan lahan pada tahun ini diantaranya dari lahan Aerocity Kertajati dan lahan-lahan di Seturan Yogyaarta, Jatinangor Bandung, Telogomas Malang, dan sebagainya. PPRO utamakan untuk mengembangkan produk apartemen di sekitar kampus.

Khusus lahan di Aerocity bandara Kertajati, PPRO telah sepakat untuk bekerja sama dengan PT BIJB Aerocity Development (PT BIJB AD), anak perusahaan dari PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (PT BIJB), untuk membentuk usaha patungan yang akan mengembangkan kawasan bisnis di kawasan Bandar Udara Kertajati, Jawa Barat.

Perseroan berharap tambahan landbank akan semakin memudahkan ekspansi untuk menopang pertumbuhan kinerja di masa mendatang.

Pada tahun lalu, PPRO membukukan pertumbuhan laba bersih 20 persen menjadi Rp 365 miliar dan mencetak marketing sales Rp 2,49 triliun, naik 25 persen secara tahunan (yoy).

Pada tahun ini, PPRO menargetkan marketing sales tumbuh 20 persen menjadi Rp 2,99 triliun. Sementara itu, laba bersih juga ditargetkan meningkat 20 persen menjadi Rp 438 miliar.

(Baca: Sasar Kelas Menengah, PP Properti Incar Kenaikan Laba Bersih 20 Persen)

Kompas TV 2,4 Miliar Dollar Amerika Serikat atau setara dengan Rp 32 Triliun adalah kesepakatan kerja sama investasi yang digiring Kamar Dagang dan Industri Indonesia dengan para pengusaha asal saudi arabia. Kesepakatan kerja sama ini tersebar melalui beberapa sektor. Terutama properti di Arab dan wisata religius seperti umrah dan haji. Dari kesepakatan yang dicapai oleh Kadin kedua negara, tidak ada satu pun yang merambah sektor energi. Realisasi investasi ini bahkan tidak akan dilakukan dalam waktu dekat, melainkan paling cepat satu tahun mendatang. Dalam catatan BKPM, Arab Saudi bukanlah investor terbesar untuk Indonesia, bahkan posisinya buncit di rangking 57. Kadin menjelaskan, hal ini karena kurangnya komunikasi antar dua negara setelah komitmen dibuat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com