Tunggu Sentimen, IHSG Diproyeksi Bergerak Tipis

Pasar global menunggu FOMC Meeting oleh The Fed pada pertengahan pekan ini. Menutup pekan lalu, bursa Wall Street ditutup naik. Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,49 persen; Indeks S&P500 naik 0,27 persen; dan Indeks Komposit Nasdaq menanjak 0,17 persen.

Pada perdagangan Jumat (13/9/2013) lalu, IHSG ditutup naik 18,93 poin (0,43 persen) ke level 4.375,54 dengan jumlah transaksi sebanyak 10,6 juta lot atau setara dengan Rp 5,4 triliun.

Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih di pasar reguler sebesar Rp 195 miliar dengan saham yang paling banyak dijual antara lain PGAS, SILO, SMGR, TLKM, dan KLBF. Mata uang rupiah terapresiasi ke level Rp 11.232 per dollar AS.

IHSG pada perdagangan terakhir pekan lalu ditutup menguat tipis di tengah penantian investor akan langkah The Fed terkait dengan tapering.

Beberapa data positif datang dari AS pada pekan lalu antara lain data klaim tunjangan pengangguran menyentuh level terendah semenjak 2006, yaitu sebesar 292.000 orang. Selain itu, data produksi industrial kawasan Uni Eropa bulan Juni turun 0,6 persen lebih rendah proyeksi yang turun 0,3 persen.

Secara teknikal, menurut riset KDB Daewoo Securities Indonesia, penguatan IHSG merupakan indikasi IHSG akan mengalami penguatan lanjutan. Indikator MACD mengindikasikan kenaikan terbatas sehingga di awal pekan ini diperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan support di level 4.177 dan resistance di 4.544. Adapun saham-saham yang dapat diperhatikan adalah BMTR, INCO, dan SSIA.

Mengawali pekan ini, IHSG diproyeksikan oleh riset Panin Sekuritas juga akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat terbatas. Kisaran support-resistance IHSG di level 4.310-4.400.