Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tunggu "Regenerasi" The Fed, Harga Minyak Asia Bervariasi

Kompas.com - 14/11/2013, 10:16 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber
SINGAPURA, KOMPAS.com - Harga minyak di Asia bervariasi pada perdagangan Kamis (14/11/2013). Para investor masih fokus pada pengusungan Janet Yellen untuk menjadi Gubernur Bank Sentral Amerika (The Fed). Isu Libya juga berdampak pada harga minyak, terutama untuk pasar Eropa.

Lolos atau tidaknya pencalonan Yellen di Senat Amerika, akan berimbas pada seberapa cepat pengurangan stimulus The Fed (tapering) akan terjadi. Sejak dihajar krisis keuangan pada 2008, The Fed mengucurkan 85 miliar dollar AS per bulan untuk membeli obligasi negara, yang membuka "era dollar AS murah".

Kontrak utama di bursa minyak New York, West Texas Intermediate ( WTI ) mematok harga 93,65 dollar AS per barel minyak di bursa Asia, untuk kiriman pasokan Desember 2013. Harga ini turun 23 sen dibandingkan harga penutupan perdagangan Rabu (13/11/2013).

Sebaliknya, harga minyak mentah yang diperdagangkan Brent North Sea untuk waktu pengiriman pasokan yang sama, justru naik tiga sen dari harga sebelumnya. Pada pertengahan perdagangan pagi, harganya tercatat 107,15 dollar AS per barel.

"Pasar global sedang fokus pada sinyal apakah (tapering) The Fed akan terjadi sebelum akhir tahun ini," ujar Sanjeev Gupta, konsultan migas untuk kawasan Asia-Pasifik dari firma EY. Bila tapering terjadi, nilai tukar dollar AS akan naik kembali seiring berkurangnya likuiditas, yang otomatis akan membuat harga minyak pun menjadi lebih mahal bagi negara lain.

Dalam sambutan yang disiapkan untuk hearing dengan Senat, Yellen yang sekarang menempati kursi Deputi Gubernur The Fed, mengatakan stimulus masih akan dilanjutkan menyusul masih buruknya data pengangguran di Amerika Serikat. Dia mengisyaratkan stimulus masih akan terus mengucur sampai data perekonomian Amerika benar-benar telah kembali kokoh.

"Pemulihan kuat ekonomi yang akan memungkinkan The Fed mengurangi pendekatan moneter menggunakan perangkat kebijakan non-konvensional semacam pembelian aset ini," ujar Yellen. "Saya percaya bahwa mendukung pemulihan ekonomi, pada saat ini adalah jalan yang paling pasti untuk kembali ke pendekatan kebijakan moneter yang lebih normal."

Sambutan singkat Yellen disiapkan untuk pertemuan dengan Komite Perbankan Senat, yang akan menentukan persetujuan atas pencalonannya untuk menggantikan Ben Bernanke, sebelum pencalonannya dibawa ke sidang penuh Senat. Sebagai catatan, wacana tapering pertama kali muncul dalam pidato Bernanke pada Mei 2013.

Gupta menambahkan gangguan pasokan dari Libya adalah faktor pendorong lain kenaikan harga minyak mentah Brent. Harga Brent selama ini menjadi patokan untuk pasar minyak Eropa.

Pada pekan lalu, seorang pejabat Libya mengatakan bahwa krisis politik di negaranya telah berdampak pada berkurangnya produksi minyak di negara itu. Dia menyebutkan angka penurunan produksi sebanyak 250.000 barel per hari, dari produksi 1,5 juta barel per hari sebelum rangkaian protes meluas di negara itu pada Juli 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com