Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bioavtur Mulai Digunakan pada 2016

Kompas.com - 27/08/2014, 14:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring dengan kenaikan jumlah pengguna transportasi udara, Kementerian Perhubungan segera mengeluarkan regulasi mengenai penggunaan bioavtur untuk transportasi udara. Menurut rencana, penggunaan bioavtur akan dilakukan mulai 2016.

”Kami akan mengeluarkan regulasi berkaitan dengan bioavtur. Pemerintah sudah memutuskan untuk meminimalkan dampak buruk perubahan iklim dan pembuangan gas rumah kaca,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Santoso Eddy Wibowo dalam pembukaan lokakarya ”Inisiatif Indonesia Pada Perkebunan Tanaman Energi & Keberlanjutan Bahan Bakar Penerbangan Nabati”, Selasa (26/8), di Jakarta.

Menurut Santoso Eddy, penumpang domestik naik 15 persen per tahun, sedangkan penumpang internasional naik 20 persen. ”Kenaikan jumlah penumpang berarti frekuensi penerbangan juga meningkat. Itu berarti penggunaan avtur juga semakin banyak,” kata dia.

Dia menjelaskan, kenaikan penggunaan avtur meningkat 12 persen per tahun untuk penerbangan domestik dan 8 persen untuk penerbangan internasional.

Konsumsi energi 40-50 persen dari total biaya operasi penerbangan dan bandara. Oleh karena itu, upaya maksimal dalam mengurangi penggunaan konsumsi energi berbasis fosil secara signifikan akan berdampak terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK).

Menurut Vice President Corporate Strategic Planning PT Pertamina (Persero) Heru Setiawan, selama ini penggunaan avtur fosil 5 juta kiloliter per tahun.

"Avtur ini disuplai dari impor dan domestik. Penggunaan bioavtur akan menghemat avtur impor," kata Heru.

Penggunaan bioavtur pada 2016, lanjut Heru, baru ditargetkan sebesar 2 persen. Diharapkan penggunaan bioavtur akan semakin besar di tahun-tahun ke depan.

Direktur Jenderal Energi Baru dan Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rida Purnama menjelaskan, bahan baku yang dipakai untuk bioavtur berasal dari sawit.

Program mitigasi emisi GRK pada subsektor transportasi udara Indonesia sejalan dengan program Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO). Program ini diaplikasikan dalam teknologi dan prosedur operasi pada infrastruktur bandara dan fasilitas navigasi serta pemanfaatan bahan bakar nabati. (ARN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com