Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK Berharap Investor Inggris Garap Infrastruktur

Kompas.com - 28/07/2015, 14:04 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap investor Inggris turut berperan dalam mengembangkan infrastruktur di Indonesia. Kerjasama Indonesia dengan Inggris diharapkan tidak hanya terkait peningkatan perdagangan kedua negara.

"Saya harap investor Inggris ikut berperan, pengembangan infrastruktur, enggak hanya meningkatkan perdagangan, tetapi juga investasi dan juga kerjasama strategis," kata Kalla saat menghadiri pertemuan dengan pelaku bisnis lokal maupun Inggris di Hotel Shangri-la Jakarta, Selasa (28/7/2015).

Hadir Perdana Menteri Inggris David Cameron dan para pengusaha besar Inggris dalam pertemuan tersebut.

Dalam pertemuan itu, Kalla menyampaikan bahwa pemerintah menyadari perlunya pembangunan infrastruktur dalam menghadapi tantangan di bidang energi dan konektivitas. Indonesia perlu membangun lebih banyak pelabuhan, bandara, serta pembangkit tenaga listrik, khususnya di bagian Indonesia timur.

"Kami sadar bahwa ketersediaan energi penting untuk pembangunan dan fasilitas lain. Untuk mendorong suplai energi, pemerintah Indonesia meluncurkan program 35000 Mega Watt setiap lima tahun, yang terdiri dari 10.000 Mega Watt digarap PLN, 25.000 digarap swasta. Ini penting untuk infrastruktur bergabung supaya bermanfaat untuk semuanya, kita juga berharap 25 persen suplai energi berasal dari energi terbarukan," tutur Kalla.

Wapres juga meyakinkan bahwa Indonesia merupakan negara yang tepat sebagai tujuan investasi. Dalam empat tahun terakhir, Indonesia bisa menjaga pertumbuhan ekonomi rata-rata lima persen.

Kalla menyatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan perekonomian paling berkembang di Asia Tenggara. "Ekspor agak melambat 2014-2015 karena perlambatan ekonomi global. Fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat ditopang konsumsi domestik dan reformasi struktural. Tahun mendatang kita harap lebih meningkat," sambung Kalla.

Di samping itu, Wapres menegaskan bahwa Indonesia bertekad meningkatkan iklim bisnis. Misalnya dengan menciptakan sistem periizinan satu pintu yang diharapkan bisa mempermudah pengembangan bisnis.

Dalam pertemuan ini Kalla menyampaikan apresiasi atas investasi dari pebisnis Inggris pada sektor energi di Indonesia selama ini. Misalnya saja British Petroleum yang telah mengembangkan proyek Tangguh LNG di Teluk Bintuni, Papua Barat.

"Penting dilihat pula bahwa perusahaan publik terbesar di Indonesia, yakni Astra, mayoritas dimiliki oleh perusahaan Inggris," ucap Kalla.

Sejak 1949, Indonesia Inggris menjalin kerjasama lintas sektor. Nilai perdagangan Indonesia-Inggris merupakan keempat terbesar di antara negara-negara Uni Eropa selama tiga tahun terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com