Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Berlian Tak Lagi Berkilauan

Kompas.com - 31/12/2015, 13:19 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC
KOMPAS.com - Berlian merupakan salah satu batu mulia yang banyak digemari, khususnya oleh kaum wanita. Selain dikagumi keindahannya, perhiasan bertahtakan berlian juga harganya mahal, sehingga kerap dijadikan bahan investasi maupun penanda kekayaan.

Namun, kini berlian seolah kehilangan kilaunya, karena menurunnya penjualan.

Menurut laporan terbaru yang dirilis firma konsultan Bain & Co., penjualan ritel perhiasan berlian hanya akan tumbuh maksimal 2 persen pada tahun 2015, dibandingkan 4 persen pada tahun 2014.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan perlambatan penjualan berlian global, antara lain perlambatan penjualan barang-barang mewah secara umum, perubahan perilaku konsumen, dan menurunnya permintaan dari pasar China.

"Paruh kedua 2014 dan paruh pertama 2015 telah dikarakteristikkan dengan ketidakpastian di industri berlian. Sumber utama ketidakpastian ini adalah melambatnya pertumbuhan ekonomi China," tulis Bain & Co. dalam laporannya.

Menurut data Bain, peritel berlian terbesar di China melaporkan penurunan penjualan hingga 9 persen pada 9 bulan pertama tahun 2015 bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain perlambatan pertumbuhan ekonomi, terhantamnya pasar saham China pada Juni lalu menyebabkan penurunan keyakinan konsumen yang juga mempengaruhi penjualan berlian.

Meskipun demikian, pelemahan permintaan berlian di China dapat sedikit diimbangi dengan pertumbuhan permintaan di AS.

Berlian masih menjadi batu mulia populer di kalangan pasangan di AS, dengan persentase mencapai 84 persen.

Menurut data yang dirilis The Knot berdasarkan survei tahun 2015 tentang perhiasan yang dikenakan saat tunangan dan menikah, para pengantin pria rata-rata menghabiskan biaya sebesar 5.978 dollar AS atau setara Rp 83,4 juta untuk membeli cincin pertunangan pada tahun 2015, dibandingkan 5.403 dollar AS atau sekitar Rp 75,3 juta pada tahun 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com