Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Tangkapan Nelayan Tak Penuhi Syarat Industri, Susi Akui RI Masih Impor Ikan

Kompas.com - 10/06/2016, 07:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

LABUAN BAJO, KOMPAS.com — Sejak awal pekan ini publik dihebohkan dengan kabar meluasnya impor ikan, di antaranya jenis makarel, sarden, dan tuna/tongkol/cakalang.

Saat dikonfirmasi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti membenarkan adanya impor ikan tersebut.

Susi mengatakan, impor ikan terjadi karena hasil tangkapan nelayan tidak mencukupi kebutuhan industri.

"Hasil semua tangkapan nelayan tidak mencukupi. Tapi dibandingkan dulu-dulu, impor jauh turun," kata Susi di atas kapal KRI Untung Suropati-372 menuju Lembata, NTT, Jumat (10/6/2016).

Lebih jauh, dia bilang, 10 jenis ikan yang masuk ke Indonesia itu pun sudah mendapatkan rekomendasi.

Kendati mengakui masih adanya impor, Susi menolak jika disebut jumlahnya bertambah banyak.

"Impor dari dulu ada, cuma tidak diumumkan. Sekarang diumumkan, bukan berarti meluas. Itu bahasanya wartawan saja yang bilang meluas, bukan bahasa dirjen kita," ucap Susi.

Dalam perjalanan yang sama, Plt Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Zulficar Mochtar menyebutkan, selama ini impor masih terjadi karena hasil tangkapan nelayan tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan industri.

"Jadi ada diskoneksi dari tangan nelayan ke industri," kata Zulficar.

Sejak Januari hingga April 2016, Izin Pemasukan Hasil Perikanan (IPHP) yang sudah diterbitkan sebanyak 86.063,38 ton.

Sepuluh komoditas tertinggi yaitu makarel, sarden, tuna/tongkol/cakalang, kepiting/rajungan, kerang, salmon, cumi-cumi/gurita, udang, ikan lainnya, dan bagian ikan lainnya.

Sementara itu, realisasi impor Januari-Maret 2016 sebanyak 29.035 ton, lebih rendah dibandingkan periode sama 2015 yang sebesar 57.258 ton.

Kompas TV Mendag Akui Pemerintah Terlambat Impor Sapi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com