Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesona TV sebagai Tempat Beriklan Belum Pudar, Saham TV Kinclong

Kompas.com - 27/02/2017, 15:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Televisi masih menjadi primadona tempat beriklan. Pasalnya lebih dari 90 persen masyarakat Indonesia dari semua kalangan dan usia, menonton televisi setiap hari.

Bahana Sekuritas pun memperkirakan televisi masih akan mengambil porsi dominan belanja iklan tahun ini. Sekitar 65 persen dari total belanja iklan diperkirakan akan lari ke medium ini.

"Digital kami perkirakan akan mengambil porsi sekitar 10 persen, media cetak seperti koran, majalah dan cetak lainnya porsinya 15 persen, radio 3 persen, dan sisanya media lain termasuk billboard," kata analis senior dari Bahana Sekuritas Henry Wibowo dalam keterangan resmi diterima redaksi Minggu (26/2/2017).

Seiring dengan ekonomi yang tumbuh, belanja iklan tahun ini diperkirakan meningkat 10-12 persen. Tahun lalu pertumbuhan belanja iklan sekitar 8-10 persen. Menurut Henry, televisi tetap akan menjadi primadona tempat beriklan.

Naiknya porsi media digital, kata Henry, di sisi lain bakal menggerogoti panga pasar media cetak dan radio.

Dalam riset yang dilakukan Bahana Sekuritas ada tiga media televisi besar yang layak untuk dicermati aksinya, yakni Surya Citra Media (SCMA), Media Nusantara Citra (MNCN), dan Visi Media Asia (VIVA).

Surya Citra Media

Emiten dengan sandi SCMA ini menjadi salah satu rekomendasi Bahana Sekuritas untuk dikoleksi. Apa pasal?

Bulan lalu, SCMA resmi menguasai mayoritas saham PT Sinemart Indonesia. Rakyat Indonesia sejauh ini masih menjadi penonton setia tayangan sinetron.

"Jadi, dengan masuknya Sinemart ke SCMA, ini akan mampu mengembalikan rating SCTV ke posisi nomor 1 atau 2, dari posisi bulan lalu yang sempat anjlok ke urutan keempat," imbuh Henry.

Sejak masuknya Sinemart, pergerakan saham SCMA naik cukup tinggi. Saat ini sahamnya berada di kisaran 2.900 per lembar, naik signifikan dibandingkan November 2016 yang ada di level 2.200 per lembar.

Selain kehadiran Sinemart, SCMA juga diuntungkan dengan tayangan akademi dangdut 'D'Academy' yang disiarkan Indosiar.

Biaya produksi untuk akademi dangdut ini terbilang murah dengan minat penonton yang cukup besar. Perusahaan pun bisa meraup keuntungan fantastis.

"Bahana merekomendasikan beli untuk saham SCMA dengan target 3.000 per lembar. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk kenaikan di kisaran 3.600 per lembar jika program baru di SCTV dan Sinemart melampaui ekspektasi dan membawa SCTV ke peringkat 1," ucap Henry.

Media Nusantara Citra

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com