Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bepergian ke AS Tetap Diminati Walaupun Ada Kebijakan Imigrasi

Kompas.com - 08/04/2017, 11:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

BERLIN, KOMPAS.com - Permintaan transportasi udara secara global meningkat 4,8 persen pada Februari 2017. Hal ini disebabkan rendahnya tarif angkutan udara dan perbaikan ekonomi.

Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) dalam laporannya menyebut, larangan bepergian yang ditetapkan oleh pemerintah Amerika Serikat tidak memberikan dampak besar terhadap permintaan transportasi udara.

Sebelumnya, beragam lembaga pariwisata telah memperingatkan bahwa lalu lintas bepergian ke AS akan melambat tahun ini. Pasalnya, diprediksi akan ada persepsi bahwa AS akan kurang ramah terhadap pengunjung dibandingkan sebelumnya.

"Meskipun kami tetap mencemaskan dampak pelarangan bepergian apapun atau penutupan perbatasan, kami tidak melihat pelarangan bepergian ke AS dari enam negara diterjemahkan ke tren lalu lintas (penerbangan) yang berarti," tulis IATA dalam laporannya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (7/4/2017).

IATA menjabarkan, maskapai penerbangan Timur Tengah mengalami pertumbuhan permintaan sebesar 9,5 persen pada Februari 2017. Padahal, maskapai penerbangan dari kawasan tersebut adalah yang paling terdampak atas larangan bepergian AS.

Pimpinan IATA Alexandre de Juniac pun mengkritisi larangan membawa gawai yang lebih besar dari ponsel pintar ke dalam kabin terhadap penumpang dari penerbangan dari negara-negara tertentu tanpa konsultasi dahulu kepada industri penerbangan. Larangan ini lagi-lagi diterbitkan oleh AS.

"Pengenalan larangan terhadap perangkat elektronik berukuran relatif besar membuat kesempatan terlewat dan hasilnya adalah pengukuran yang tak bisa mendorong keyakinan publik dalam jangka panjang," ujar de Juniac.

Secara keseluruhan, kapasitas penerbangan global pada Februari 2017 naik 2,7 persen. Ini mendorong load factor, yang mengukur seberapa penuhnya pesawat, meningkat 1,6 persen poin menjadi 79,5 persen, tertinggi sepanjang sejarah.

Meskipun demikian, jatuhnya tarif angkutan udara menekan pendapatan maskapai dalam beberapa bulan terakhir. IATA mengestimasikan tarif angkutan udara sudah turun lebih dari 10 persen dalam setahun terakhir. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com