Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Pasar Tidak Merespon RAPBN 2015

Kompas.com - 21/08/2014, 09:01 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Hendri Saparini menilai, Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 adalah kebijakan yang tidak memiliki misi politik.

"RAPBN 2015 adalah APBN lama untuk pejabat baru. Pada akhir September 2014 nanti RAPBN tersebut akan disahkan oleh legislatif yang lama, tetapi akan diawasi oleh anggota legislatif baru," kata Hendri dalam CORE Media Discussion, Rabu (20/8/2014).

Di samping itu, Hendri memandang RAPBN 2015 adalah RAPBN yang disusun dengan paradigma pembangunan pemerintahan lama, untuk kemudian dilaksanakan pemerintahan baru yang menggembar-gemborkan paradigma baru. Menurut dia, ini yang menyebabkan pasar tak antusiasi menanggapi RAPBN 2015.

"Ini yang menjelaskan mengapa masyarakat dan kalangan usaha tidak merespon RAPBN 2015 dengan antusias. Mengapa reaksi pasar adem-adem saja. Pergerakan indeks saham pasca pembacaan Nota Keuangan APBN oleh SBY tidak mengalami reaksi yang berarti," ujar Hendri.

Selain itu, rupiah pun tak mengalami tekanan berarti pasca pengumuman itu. Nilai tukar rupiah hanya sedikit melemah dari Rp 11.725 per dollar AS menjadi Rp 11.751 per dollar AS, melemah 0,2 persen.

Adapun pada hari Senin dan Selasa pasca nota keuangan sedikit menguat masing-masing Rp 11.623 per dollar AS dan Rp 11.624 per dollar AS.

"Karena RAPBN 2015 adalah APBN gelondongan tanpa tawaran strategi kebijakan untuk setahun ke depan, tidak ada tawaran kebijakan yang kontroversial yang dapat memicu reaksi negatif pelaku pasar. Apalagi pasar telah terlanjur meyakini bahwa RAPBN 2015 tersebut hanya bersifat sementara dan akan mengalami revisi begitu pemerintahan resmi berganti," papar Hendri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com