Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Orang Miskin Naik, Efektivitas Dana Transfer Daerah Dipertanyakan

Kompas.com - 19/07/2017, 20:24 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat ekonomi Institute For Economic and Development Finance (INDEF) Bima Yudhistira menilai, dana transfer pemerintah pusat ke daerah tidak efektif menurunkan jumlah kemiskinan dan ketimpangan.

Data Maret 2017, jumlah orang miskin mengisi 27,7 juta orang, naik sekitar 6.900 orang dibandingkan September 2016. Adapun angka ketimpangan stagnan belum beranjak di posisi 0,39.

"Dampaknya terhadap pemerataan ekonomi di daerah sangat kecil," ujarnya kepada Kompas.com, Jakarta, Rabu (19/7/2017).

Dari sisi jumlah, dana transfer daerah dan dana desa pada 2016 lalu mencapai Rp 776 triliun. Sementara tahun ini, pemerintah menggelontorkan anggaran Rp 765 triliun.

Namun tutur Bima, gelontoran ratusan triliun itu tidak diikuti oleh penggunaan anggaran yang efektif oleh pemerintah daerah. Anggaran justru habis untuk gaji pegawai dari pada alokasi untuk program yang mensejahterakan rakyat.

"Di beberapa daerah bahkan (gaji pegawai) sampai 60 persen dari anggaran Pemda," kata Bima.

Pola penggunaan anggaran yang tidak efektif itu sudah berjalan lama. Bila hal ini diteruskan, maka ia yakin sebesar apapun alokasi anggaran ke daerah, kemiskinan dan ketimpangan akan sulit turun.

Ia menyarankan agar alokasi dana transfer daerah perlu diatur secara optimal. Termasuk perlunya batasan minimal dan maksimal pada alokasi belanja modal dan belanja barang pemerintah daerah. Selain itu, dana bantuan sosial Pemda juga harus diawasi agar penggunaanya tepat sasaran.

Meski begitu tutur Bima, pemerintah pusat mulai melakukan perbaikan misalnya dengan mengeluarkan aturan sanksi bagi Pemda yang tingkat penyerapan anggarannya rendah.

Namun upaya perbaikan ini perlu didorong tidak hanya oleh pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah dengan insiatif sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com