Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Warisan Nelson Mandela ke Ekonomi Afsel

Kompas.com - 07/12/2013, 15:28 WIB

JOHANNESBURG, KOMPAS.com -
Suasana duka menutupi seluruh pelosok Afrika Selatan (Afsel). Kamis (6/12/2013), Nelson Mandela menghembuskan nafas terakhir di Johannesburg, Afsel.

Sosok Mandela tidak asing bagi warga Afsel. Pria yang mendapat julukan Madiba ini merupakan bapak bangsa bagi Afsel. Mandela tidak cuma terkenal memperjuangkan penghapusan politik apartheid di Afsel. Di tangan Mandela, Afsel mengalami fase penting dalam reformasi wajah perekonomian.

Mandela duduk di kursi presiden Afsel mulai tahun 1994 hingga 1999 silam. Mengutip data Bloomberg, rata-rata produk domestik bruto (PDB) Afsel tumbuh kurang dari 1,5 persen dari tahun 1980 hingga 1994.

Di tangan Mandela, PDB Afsel mampu bangkit dengan rata-rata pertumbuhan PDB mencapai 3 persen  dari selang waktu tahun 1995 hingga 2003. Protes keras Mandela terhadap sistem apartheid juga membawa dampak signifikan.

University of Cape Town mencatat, sejak tahun 1993 hingga 2008, tingkat rata-rata pemasukan warga kulit putih Afsel tumbuh 62 persen. Di periode sama, gaji rata-rata kulit hitam Afsel melonjak 93 persen.

Sejatinya, penghapusan politik apartheid menolong Afsel untuk meningkatkan aktivitas dagang dengan negara luar. Sebab, praktik perbedaan ras ini menjerat Afsel terkena sanksi alias embargo perdagangan internasional.

"Sebagai presiden pertama berkulit hitam, ekonomi Afsel mendapat perbaikan besar. Mandela membuat Afsel bisa bertransaksi dagang dengan Amerika Serikat dan Eropa," ujar Gina Schoeman, Ekonom Citibank di Johannesburg, kepada CNBC.

Salah satu kebijakan ekonomi Mandela yang mencolok adalah membuka pintu lebar bagi investor asing. Kebijakan inilah yang membawa Afsel bergabung dalam negara berkembang pesohor Rusia, India, dan China (BRIC).

Di tahun 2012, investasi asing (FDI) sebesar 54,98 miliar dollar AS dari total PDB yang mencapai 390,9 miliar dollar AS. Namun, tahun 2013 merupakan tantangan berat bagi ekonomi Afsel.

Afsel masuk dalam daftar negara berkembang yang rentan terpuruk atau "fragile five". Di kuartal III 2013, Afsel menderita defisit sebesar 6,8 persen dari total PDB. Sementara nilai tukar mata uang Afsel, rand terhadap dollar AS telah merosot 18 persen sejak awal tahun 2013. (Dessy Rosalina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com