Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi: Presiden Terpilih Harus Berani Koreksi Kontrak yang Rugikan RI

Kompas.com - 22/04/2014, 15:38 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis


BENGKULU, KOMPAS.com — Rektor Universitas Bengkulu Dr Ridwan Nurazi menegaskan, presiden terpilih mendatang harus memiliki integritas dan keberanian untuk mengoreksi beberapa kontrak kerja yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam yang dikuasai asing dan merugikan rakyat.

Hal ini menyusul banyaknya kontrak kerja pertambangan dan penjualan gas alam yang dinilai merugikan Indonesia dan melukai hati rakyat. Sebut saja perpanjangan kontrak PT Freeport hingga 2041, penjualan gas alam dengan harga murah ke Tiongkok, dan beberapa kontrak pengelolaan sumber daya alam lainnya.

"Presiden yang baru harus mampu mengelola aset nasional tersebut sebagai kepentingan rakyat dan tidak terlalu 'membebek' kepentingan asing dengan pembagian keuntungan yang merugikan rakyat," katanya, Selasa (22/4/2014).

Ia melanjutkan, Indonesia saat ini membutuhkan presiden yang berani melawan kepentingan negara asing yang merugikan.

"Presiden harus berani dan tegas. Kalau kontrak tak menguntungkan, maka kontrak tersebut dapat diputus. Jika ada denda, maka bayar dendanya. Toh secara jangka panjang jika dikelola sendiri untungnya dapat berlipat-lipat ketimbang merugikan," bebernya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com