Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Rupiah Sempat Menguat karena Pilpres, Fundamental Tetap Harus Diperbaiki

Kompas.com - 12/07/2014, 09:32 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia memandang sempat menguatnya nilai tukar rupiah seusai hari pemungutan suara Pemilu Presiden 2014 terkait erat dengan pelaksanaan pilpres yang relatif aman. Namun, perbaikan fundamental ekonomi tetap mutlak diperlukan.

"Secara umum nilai tukar (rupiah) ada penguatan. Ini pasti karena semua menyambut baik pilpres terselenggara dengan aman," kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo di kantornya, Jumat (11/7/2014).

Meski demikian, Agus mengatakan Indonesia harus benar-benar memperbaiki fundamental perekonomian nasional. Bank Sentral, imbuh dia, menyambut baik membaiknya kinerja ekspor non-migas yang membaik, tetapi perbaikan itu harus diikuti pula oleh bidang lain.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menambahkan, fluktuasi nilai tukar rupiah akan selalu dipengaruhi tiga faktor. Ketiga faktor itu, sebut dia, adalah defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit, kondisi global, dan kondisi sosial politik di Indonesia. "Itu yang mempengaruhi pergerakan rupiah selama ini dan ke depan," ujar dia.

Bank sentral, kata Ferry, selalu memantau apakah nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamental ekonomi atau tidak. "Kalau sesuai ya kami biarkan bergerak. Kalau bergerak menjauh dari fundamental, BI akan masuk (intervensi)," papar dia.

Berdasarkan kurs tengah BI, nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp 11.627 per dollar AS. Sebelumnya nilai tukar sudah sempat mencapari Rp 11.549 per dollar AS, yakni pada Kamis (10/7/2024), alias sehari setelah pemungutan suara. Pada Selasa (8/7/2014), kurs rupiah adalah Rp 11.695 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com