Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tunggak Dividen Rp 1,5 Triliun, Freeport Hanya Mau Bayar Rp 800 Miliar

Kompas.com - 21/08/2014, 19:05 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – PT Freeport Indonesia sejauh ini masih menunggak bagi hasil keuntungan atau dividen kepada pemerintah Indonesia sebesar Rp 1,5 triliun. Perusahaan tambang itu berjanji membayarkan dividen, namun tidak semuanya.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani, ditemui usai rapat Badan Anggaran, Jakarta, Kamis (21/8/2014) menuturkan, Freeport telah berkomitmen untuk membayar dividen sebesar Rp 800 miliar.

“Kami telah konsolodasikan ke Menteri BUMN, Presiden Freeport-nya sudah sampaikan, mereka masih terhalang posisi ekspor. Kalau ekspor sudah dilaksanakan lagi, mereka janji akan membayar dividen,” kata Askolani.

Pertemuan antara Askolani mewakili pemerintah dengan Freeport terjadi pada triwulan I-2014 ini. Askolani mengatakan, pemerintah dalam sisa waktu ini akan terus mengingatkan Freeport untuk melunasi tunggakan dividen.

Sementara itu saat ditanya mengenai angka komitmen yang lebih kecil, Askolani berdalih bahwa Freeport tengah dalam masa penyesuaian setelah dalam waktu yang cukup lama kehilangan pendapatan dari ekspor mineral mentah.

“Tahun ini Insya Allah bisa dilunasi Rp 800 miliar, janjinya begitu. Tapi bukan saya memastikan. Tapi kami ingatkan terus, tinggal kami tagih,” imbuh Askolani.

Awal bulan bulan ini Freeport sudah bisa kembali mengekspor konsentrat tembaga dan emas. Namun demikian, Askolani menegaskan proses penyesuaian Freeport hingga bisa membayar dividen Rp 1,5 triliun per tahun tergantung dari bisnis Freeport itu sendiri. “Tergantung bisnis dia, kan kita belum tahu, bisnis dia tahun depan bagaimana,” tukas Askolani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com