Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SKK Migas: Gas Sudah Disediakan, tetapi Tidak Dipakai...

Kompas.com - 06/01/2016, 10:11 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi menyayangkan masih rendahnya serapan gas domestik sepanjang tahun 2015. Padahal, beradasarkan catatan SKK Migas, pihaknya telah mengalokasikan gas untuk memenuhi kebutuhan domestik lebih besar.

"Kami sendiri tidak tahu terlalu detil kenapa gas yang sudah kami sediakan untuk kelistrikan, untuk pupuk, untuk industri, tidak terambil seluruhnya. Sementara banyak pihak selalu komplain kenapa gas diekspor. Giliran gas sudah disediakan untuk domestik, tidak diambil juga," kata Amien, di Jakarta, Selasa (5/1/2016).

Pada posisi akhir tahun 2015, alokasi gas untuk domestik meningkat menjadi 61 persen. Sedangkan alokasi gas untuk ekspor sebesar 39 persen.

Sejak 2003, alokasi gas untuk domestik meningkat rata-rata 9 persen. Sayangnya, imbuh Amien, peningkatan alokasi gas untuk memenuhi suplai domestik tersebut tidak dibarengi dengan peningkatan pemanfaatan gas.

Catatan SKK Migas, realisasi pemanfaatan gas bumi untuk berbagai keperluan lebih rendah dari kontrak berjalan. "Dari catatan kami, untuk kelistrikan realisasinya lebih rendah dari yang terkontrak. Demikian juga untuk pupuk, industri, lifting minyak, gas kota, transportasi BBG, dan ekspor gas pipa," kata Amien.

Realisasi pemanfaatan gas domestik untuk kelistrikan sebesar 939,11 BBTUD lebih rendah dari yang terkontrak sebesar 1.273,23 BBTUD. Sedangkan untuk pupuk realisasinya mencapai 737,46 BBTUD lebih rendah dari kontraknya 796,96 BBTUD.

Adapun realisasi pemanfaatan gas domestik untuk industri hanya sebesar 1.263,17 BBTUD, lebih rendah juga dari yang disediakan sebesar 1.560,91 BBTUD.

Sementara untuk lifting minyak realisasinya sebesar 270,28 BBTUD, angka ini lebih rendah dari kontraknya sebesar 371,90 BBTUD. Pemanfaatan gas kota hanya teralisasi 2,08 BBTUD dari kontrak sebesar 3,51 BBTUD, sedangkan transportasi BBG realisasinya sebesar 4,37 BBTUD dari kontrak sebesar 8,70 BBTUD.

Pemanfaatan gas domestik untuk ekspor gas pipa hanya terealisasi 873,47 BBTUD dari kontraknya sebesar 1.061,50 BBTUD.

"Realisasi pemanfaatan gas domestik untuk LNG ekspor, LNG domestik, dan LPG domestik sama dengan yang terkontrak, masing-masing sebesar 2.174,2 BBTUD, 298,18 BBTUD, dan 211,28 BBTUD," jelas Amien.

Menurut dia, yang menjadi kendala utama belum terserapnya gas yang disediakan adalah belum tersedianya infrastruktur gas. "Kendala utamanya adalah infrastruktur jaringan gas kota juga belum terbangun, infrastruktur untuk penerimaan LNG juga belum terbangun," ucap Amien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com