Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Transportasi Modern Menggeliat, Kesiapan Tenaga Kerja Masih Buram

Kompas.com - 17/03/2016, 12:53 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wajah transportasi Indonesia mulai berubah seiring masuknya teknologi transportasi modern. Sebut saja, mass rapid transit (MRT), light rail transit (LRT), dan kereta cepat Jakarta-Bandung.

Namun, gambaran kesiapan tenaga kerja dalam negeri dinilai masih buram. Padahal, masuknya transportasi modern bisa jadi peluang alih teknologi.

"Sekarang tinggal kita sendiri, pemerintah sendiri, sehingga tidak tergagap-gagap mengenal perkembangan teknologi transportasi," ujar pengamat transportasi Danang Parikesit kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (16/3/2016).

Menurut Danang, buramnya kesiapan tenaga kerja dalam negeri disebabkan tidak adanya perencanaan pengembangan sumber daya manusia. Ia mengambil proyek MRT Jakarta sebagai contoh.

Sampai saat ini, Danang menuturkan, belum ada tenaga-tenaga ahli hingga tenaga pengawas sistem operasi yang dilatih di Jepang atau negara lain. Padahal, pengerjaan MRT sudah dilakukan dan dalam beberapa tahun saja akan rampung.

"Yang tenaga teknis, kita bicara 100-200 orang, harus membutuhkan pelatihan. Hingga kini, kita belum melihat ada rekrutmen, belum ada pelatihan di Jepang, belum mambangun training center, pusat simulasi,  padahal rolling stock-nya sudah jelas karena dibiayai oleh Jepang," kata Danang.

Pengamat ekonomi sekaligus Direktur Eksekutif Institute National Development and Financial (Indef) Enny Sri Hartati menyoroti peran pemerintah mempersiapkan tenaga kerja Indonesia dalam menyambut masuknya teknologi transportasi modern.

"Kebutuhannya harus sudah disiapkan sekarang, bukan nanti proyek jadi kita baru siapkan tenaga kerja. Misal, ahli mekanik berapa (kebutuhannya). Saat proyek itu jadi, harus sudah ready," tutur Enny.

Selain itu, Enny juga menilai, pemerintah perlu mendorong investor untuk mengutamakan pekerja dalam negeri dalam setiap proyek pembangunan infrastruktur.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com