Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Klaim Proyek Listrik 35.000 MW Berjalan Baik

Kompas.com - 25/07/2016, 16:00 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sofyan Basir mengatakan bahwa proyek kelistrikan 35.000 megawatt (MW) masih berjalan dengan baik. Bahkan, pihaknya telah menandatangani power purchase agreement (PPA) hampir 20.000 MW.

Pernyataan Sofyan ini sekaligus membantah anggapan beberapa pihak yang menyatakan bahwa megaproyek tersebut mengalami banyak ganjalan dan berjalan sangat lambat.

"Sampai hari ini masih berjalan dengan baik. Perjalanannya sudah hampir 19.000 MW lebih sampai bulan ini, karena yang kecil-kecil dari mulai awal bulan sudah masuk," ujar Sofyan di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/7/2016).

Menurut dia, kalaupun mengalami keterlambatan, saat tahap prakualifikasi hingga kesepakatan tender memang membutuhkan waktu lama. Terlebih lagi, independent power producer (IPP) membutuhkan waktu untuk menjajaki proyek tersebut.

"Persiapan tender dan prakualifikasi sampai tender memerlukan waktu cukup lama. Karena kesiapan dari IPP sendiri untuk menjajaki proyek itu sesuai dengan rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) yang ada," imbuh Sofyan.

Sebagai mantan orang nomor satu di salah satu bank BUMN ini, Sofyan mengaku bahwa perbankan pasti membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengevaluasi pinjaman kredit guna membiayai proyek kelistrikan yang nilainya mencapai Rp 30 triliun.

"Mungkin juga Anda (wartawan) boleh tanya kepada perbankan nasional, kalau sudah bicara mengevaluasi kredit Rp 20 triliun, Rp 30 triliun itu pasti memerlukan waktu yang cukup panjang," tandas Sofyan.

Dengan demikian, kalaupun terjadi keterlambatan, Sofyan menilai bahwa hal ini merupakan suatu hal yang wajar. Sebab, pihaknya telah merealisasikan lebih kurang 19.000 MW dan sudah menandatangani PPA hingga 20.000 MW untuk memuluskan target PLN yang telah diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo.

"Sebenarnya hal ini semua masih sangat wajar. Memang kalau kita bilang lambat atau tidak, mari bandingkan. Karena kalau bicara kita hanya lambat, lambatnya dibandingkan yang mana? Pada saat apa? Karena kita sudah melaksanakan lebih kurang hampir 19.000 sampai 20.000 MW penandatanganan PPA," pungkas Sofyan.

Kompas TV DPR Tolak Usulan Pemangkasan Subsidi Listrik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com