Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Sisi Negatif Masuknya Dana Repatriasi bagi Perbankan Versi Bos BCA

Kompas.com - 06/10/2016, 15:30 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja menilai, selain sisi positif yang dirasakan perbankan dengan masuknya dana repatriasi, terdapat juga sisi negatif yang ditimbulkan dari dana-dana repatriasi yang masuk ke perbankan Tanah Air.

Jahja mengkhawatirkan, dengan besarnya dana repatriasi yang masuk ke perbankan yang telah ditujuk pemerintah untuk menjadi gateway akan menjadi dana menganggur atau idle fund.

"Dari segi lain repatriasi uang salah satu pilihan tambah equity. Kalau orang tambah equity bisa menambah idle fund. Idle fund bisa dijadikan pengembalian pinjaman ini segi negatif bank dari segi pinjaman," ujar Jahja di Jakarta, Kamis (6/10/2016).

Namun demikian, pihaknya belum melakukan penghitungan atau kemungkinan yang bakal terjadi dari dampak negatif tersebut. Meskipun sudah ada beberapa dari nasabah BCA yang memberikan sinyal tersebut.

Jahja mencontohkan, peserta tax amnesty yang merepatriasikan hartanya dari luar negeri dan memiliki utang di salah satu bank gateway, dana tersebut bisa saja digunakan untuk melunasi utang tersebut. Alhasil, pendapatan bank dari bunga pinjaman akan tergerus.

"Kita belum bisa baca seberapa besar. Sudah ada beberapa nasabah bilang akan masukan ke equity nanti karena masuk equity dana saya lebih maka akan repaid," terangnya.

Jahja berharap, dana repatriasi yang masuk dari luar ke perbankan tanah air harus dimonitor semaksimal mungkin. Baik dari sisi besaran maupun bentuk aset yang direpatriasi.

"Deklarasi aset fisik Indonesia ini enggak ada likuiditasnya yang penting dana repatriasi masuk. Kita belum tahu kapan mereka masukan berapa finalnya, berapa besarannya," ucap Jahja.

Kompas TV Dampak Amnesti Pajak ke Pasar Saham & Rupiah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com