Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produsen Semen di Bogor Mengolah Sampah dengan Metode "Biodrying"

Kompas.com - 23/12/2016, 11:00 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Bahan bakar untuk pembuatan semen ternyata tidak seluruhnya menggunakan batu bara. Produsen semen asal Kabupaten Bogor Jawa Barat, memanfaatkan sampah untuk sebagian bahan bakar pembuatan semen. 

Bahan bakar ramah lingkungan itu diproduksi melalui proses biologis yang disebut "Biodrying".

Secara umum, proses pengolahan sampah itu adalah proses pengeringan dengan bakteri mikroba.

"Hasilnya, sampah menjadi tidak beraroma karena proses pengolahan ini," kata Manajer Divisi CSR, Tiga Roda, Sahat Panggabean, saat seminar pengolahan limbah di kampus Institut Tehnik Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Kamis (22/12/2016).

Biodrying menurut dia adalah model pengolahan sampah yang sederhana. Semua jenis sampah baik kering maupun basah dikumpulkan dalam tempat khusus yang dilengkapi blower pada bagian dasarnya.

Sampah lalu ditutup dengan terpal khusus pada bagian atasnya.  Sampah itu nantinya akan dibuka pada hari ke-5, 14 dan 21 untuk dilakukan proses  pengadukan. Sampah akan benar-benar mengering pada hari ke-25.

Setelah kering, sampah lalu dikemas dan siap dipakai sebagai bahan bakar yang  memiliki nilai 2.500 kilo kalori (kkal) – 4000 kkal per kilogramnya.

"Sampah dapat disentuh langsung karena aman dan tidak memiliki dampak apapun terhadap kesehatan manusia," tambahnya.

Pihaknya memiliki dua instalasi pengolahan sampah model tersebut di Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, yang dekat dengan pabrik semen Tiga Roda di sana.

Dua unit instalasi itu menerima sampah dari 12 desa di tiga kecamatan di kabupaten Bogor, yakni Kecamatan Citeureup, Kelapanunggal, dan Kecamatan Gunung Putri. 

Metode pengolahan sampah model biodrying itu disosialisasikan kepada mahasiswa ITS Surabaya dengan harapan dapat di modifikasi sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

Kompas TV Sampah Plastik Disulap Jadi Kerajinan Tangan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com