Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengiriman Pesawat Boeing Lesu pada 2016

Kompas.com - 09/01/2017, 12:48 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

SEATTLE, KOMPAS.com - Pabrikan pesawat asal AS Boeing Co menyatakan tidak mencapai target pengiriman pesawat pada tahun lalu. Hal ini karena perusahaan tersebut kurang 80 pesawat untuk memenuhi target pengiriman pada tahun 2016.

Boeing menyatakan telah mengirimkan 748 pesawat jetliner tahun lalu dan mencatatkan pemesanan sebanyak 668 pesawat senilai 94 miliar dollar AS.

Mengutip Channel News Asia, Senin (9/1/2017), Boeing telah memprediksi bahwa pemesanan akan sulit menyamai jumlah pesawat yang dikirim, yakni diproyeksikan sekitar 745 dan 750 pesawat.

Pengiriman pesawat Boeing secara keseluruhan tersebut melampaui rivalnya dari Eropa, Airbus, yang memproyeksikan pengiriman setidaknya 670 pesawat pada tahun 2016.

Boeing melaporkan angka-angka tersebut pada akhir pekan lalu. Investor memantau angka pengiriman dan pemesanan Boeing guna mengukur level produksi pesawat dan pendapatan di period berikutnya. Pasalnya, maskapai penerbangan biasanya melunasi pembayaran ketika pesawat dikirimkan.

Saham Boeing tercatat menguat 0,1 persen ke level 158,86 dollar AS pada perdagangan di bursa saham AS, Jumat (6/1/2017). Maskapai-maskapai penerbangan sudah mengerem belanja mereka, khususnya pada pesawat berbadan lebar yang menyebabkan rasio penjualan untuk pengiriman baru Boeing jatuh ke level terendah sejak 2004.

Para analis memprediksi pengiriman Boeing akan naik pada tahun 2017 sejalan dengan pesawat-pesawat tipe MAX yang "menumpuk" di pabrik, akan dikirimkan.

Namun, kenaikan pengiriman akan tertekan oleh pemangkasan produksi pesawat tipe 777 berbadan lebar sebesar 40 persen.

Analis memperkirakan pengiriman pesawat tipe 777 akan turun menjadi 3,5 unit per bulan pada tahun 2018 dari saat ini mencapai 8,3 unit. Hal ini sejalan dengan modl pesawat penggantinya, yakni 777X mulai memasuki tahap produksi.

"Hal menarik yang ingin kami dengar adalah apakah (Airbus dan Boeing) akan menghadapi penurunan penjualan yang terus terjadi pada tahun 2017 namun pada saat yang sama mereka meningkatkan produksi," ujar Rob Stallard, analis di Vertical Research Partners.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Whats New
Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com