Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilkada Serentak 2017 Diprediksi Tak Berdampak pada Perekonomian

Kompas.com - 09/02/2017, 16:31 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak pada awal tahun 2017 diprediksi tidak akan berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi kuartal I 2017.

Hal ini disebabkan pesta demokrasi saat ini telah terjadi pergeseran pola dan strategi kampanye partai politik dan tidak berdampak signifikan pada ekonomi masyarakat.

Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati mengatakan, dahulunya pilkada menjadi waktu bagi masyarakat dan pelaku usaha kecil dan menengah untuk meraup pundi-pundi rupiah.

Salah satunya melalui pemintaan atribut kampanye, seperti spanduk, kaus, bendera, brosur, dan poster.

Menurut Enny, biasanya kalau ada pilkada, pengeluaran dari partai politik (parpol) itu ke dampak ke ekonomi, seperti untuk membuat kaus, atribut kampanye, dan lain-lain.

"Ini otomatis meningkatkan permintaan, kemudian membuka lapangan kerja, dan uang yang didapatkan pekerja ujungnya meningkatkan daya beli masyarakat, itu yang disebut multiplier effect," ujar Enny di Kantor Indef di Pejaten, Jakarta, Kamis (9/2/2017).

Enny menjelaskan, partai politik saat ini menggunakan anggaran kampanye lebih mengarah pada lembaga nonprofit rumah tangga (LNPRT), seperti konsultan politik, lembaga survei, lembaga sosial masyarakat, dan lain-lain yang ditujukan untuk memobilisasi massa.

"Belanja untuk mobilisasi masa itu cukup signifikan. Tapi itu tidak berdampak pada kegiatan ekonomi masyarakat. Ini lebih banyak ke konsultan politik, untuk iklan. Itu yang dapat aliran dana pilkada, ini yang harus dilakukan evaluasi. Biasanya setiap ada pilkada memberikan stimulan terhadap ekonomi," ungkapnya.

Selain itu, pada pilkada saat ini juga memberikan dampak negatif bagi iklim investasi dan kepercayaan asing. Hal itu terlihat karena adanya gejolak-gejolak di masyarakat yang berkaitan dengan agama, ras, dan suku.

"Pilkada ini malah orang lebih dikhawatirkan, takut ada kerusuhan. Ini kan malah mengerem investasi," tambah Enny.

Kompas TV Jokowi: Perekonomian Indonesia Tertinggi Ketiga di Dunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com