Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Industri Minuman Ringan Keberatan Aturan Informasi Kesehatan

Kompas.com - 09/05/2017, 06:12 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) menyatakan pihaknya menyatakan keberatan terkait kentuan pencantuman informasi kesehatan pada kemasan produk minuman ringan termasuk pangan olahan.

Adapun aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji.

Sekretaris Jenderal Asrim, Soeroso mengatakan, dalam aturan tersebut mewajibkan produsen mencantumkan jumlah takaran gula, garam, dan lemak dan juga informaai kesehatan pada kemasan produk makanan dan minuman.

"Ini wajib mencantumkan label kalau mengkonsumsi gula lebih dari 50 gram berisiko diabetes, mengganggu kesehatan. Ini kami keberatan," ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, Senin (8/5/2017).

Menurutnya, cara yang ditempuh pemerintah dalam menekan angka penderita diabetes tidaklah tepat dengan mengharuskan produsen makanan minuman mencantumkan informasi kesehatan pada kemasan produk.

Soeroso menuturkan, kontribusi produk pangan olahan terhadap diabetes tidak sampai 10 persen.

"Nanti kalau angka diabetesnya tidak turun mubazir. Ini dampaknya akan mengkhawatirkan konsumen, mereka menganggap minuman mengandung gula berbahaya, padahal penyebabnya yang lain," paparnya.

Kini, pelaku industri minuman ringan berharap, agar pemerintah membatalkan aturan tersebut, sebab, dikhawatirkan akan berdampak pada pertumbuhan industri minuman ringan kedepan.

"Mestinya berlaku tahun ini, aturan tersebut digunakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Jadi kalau perusahaan yang mau daftar registrasi di sana, harus ikuti aturan itu," ungkapnya.

Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) menyatakan tren pertumbuhan industri minuman ringan tengah tertekan, pada kuartal I 2017, pertumbuhan industri tersebut masih minus 3 hingga minus 4 persen.

lni terlihat dari tren pertumbuhan sektor industri minuman ringan dalam 4 tahun terakhir hanya berada dalam kisaran 4 persen sampai 8 persen.

Sedangkan jika berkaca pada awal tahun 2000, angka pertumbuhan industri minuman konsisten berada pada kisaran 10 persen sampai 15 persen. 

(Baca: Daya Beli Turun, Penjualan Minuman Ringan Anjlok)

Kompas TV Kompas Bisnis akan membahas ekspor yang menjadi penopang ekonomi di triwulan pertama 2017 dengan ekonom Universitas Indonesia

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com