Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Jaminan Kesehatan Nasional Dinilai Belum Memadai

Kompas.com - 23/05/2017, 23:42 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) perlu terus diperbaiki meski sudah menunjukan peningkatan. Sebab masih banyak permasalahan dalam pelaksanaan program tersebut.

Direktur Eksekutif Perkumpulan Prakarsa Ah Maftuchan menilai, program JKN sudah sangat membantu masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Namun layanannya masih belum memadai.

Misalnya, masih ada kasus pasien BPJS Kesehatan yang tidak mendapatkan kamar perawatan, jauhnya layanan kesehatan tingkat pertama dan rujukan, hingga terbatasnya kemampuan finansial untuk menjalani proses pengobatan.

"Padahal, ekuitas pelayanan kesehatan merupakan jalan bagi implementasi jaminan Kesehatan Nasional yang adil dan merata," kata Ah Maftuchan dalam keterangan resmi, Jakarta, Selasa (23/5/2017).

Berdasarkan riset Prakarsa pada 2017, 75 persen peserta JKN Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan peserta mandiri kelas 3 ternyata masih terbebani biaya pembelian obat dengan nominal terbesar mencapai Rp 2 juta.

Selain itu, 41 persen peserta JKN PBI dan mandiri kelas 3 mengeluhkan tidak tersedianya obat. Sementara itu 39 persen menyatakan pelayanan mendapatkan obat terlalu berbelit dan lama.

Riset Prakarsa juga mengungkapkan banyak peserta JKN mengeluhkan sikap dokter dan tenaga kesehatan misalnya sering datang terlambat dari jadwal dan kurang komunikatif.

"Yang menarik, 50 persen responden mengeluhkan dokter yang dianggap masih kurang peduli dalam memberikan pelayanan," kata Program Manajer Perkumpulan Prakarsa, Maria Lauranti.

Bahkan, peran BPJS Kesehatan sebagai garda depan pelaksanaan JKN juga dinilai kurang optimal. Sebab tutur Maria, hanya 2 persen responden menyatakan mendapatkan informasi tentang prosedur penggunaan layanan kesehatan dari BPJS Kesehatan.

Sementara 98 persen mendapatkan informasi dari pihak lain seperti fasiltas kesehatan tingkat pertama, rumah sakit, dan instansi pemerintah lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com