Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Naik Jadi 2,7 Persen

Kompas.com - 06/06/2017, 13:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan meningkat menjadi 2,7 persen pada tahun 2017. Peningkatan ini didorong oleh peningkatan pada sektor manufaktur dan perdagangan.

Di samping itu, peningkatan proyeksi pertumbuhan ekonomi global juga didukung oleh meningkatnya kepercayaan pasar.

Stabilnya harga komoditas juga mendorong pertumbuhan berlanjut di pasar ekspor komoditas dan mengembangkan perekonomian.

"Pertumbuhan ekonomi negara-negara maju diperkirakan akan meningkat sebesar 1,9 persen pada 2017, yang juga akan menguntungkan mitra dagang negara-negara tersebut," tulis Bank Dunia dalam keterangan pers laporannya yang bertajuk Global Economic Prospect edisi Juni 2017, Senin (5/6/2017).

Sementara itu, kondisi pembiayaan global diperkirakan tetap baik dan harga komoditas pun stabil. Dengan kondisi tersebut, maka pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang diproyeksikan naik dari 3,5 persen pada tahun 2016 menjadi 4,1 persen pada tahun 2017.

Pertumbuhan di pasar tujuh negara berkembang terbesar di dunia diproyeksikan akan meningkat dan melampaui rata-rata jangka panjangnya pada tahun 2018.

Aktivitas pemulihan di ekonomi negara-negara tersebut diperkirakan akan membawa dampak positif yang signifikan bagi pertumbuhan di negara berkembang lainnya juga di seluruh dunia. Namun, masih banyak risiko bagi proyeksi tersebut.

Bank Dunia menyatakan, pembatasan perdagangan baru bisa menggagalkan pulihnya perdagangan global.

"Ketidakpastian kebijakan yang terus-menerus bisa menghambat kepercayaan dan investasi," tulis Bank Dunia.

Selain itu, di tengah gejolak pasar keuangan yang sangat rendah, penilaian mendadak oleh pasar terhadap risiko terkait kebijakan atau laju normalisasi kebijakan moneter negara-negara maju bisa memicu gejolak keuangan.

Dalam jangka panjang, produktivitas dan pertumbuhan investasi yang terus-menerus lemah dapat mengikis prospek pertumbuhan jangka panjang di pasar yang sedang tumbuh juga di negara berkembang yang menjadi kunci pengentasan kemiskinan.

"Sudah terlalu lama kami telah melihat pertumbuhan yang rendah menghambat kemajuan dalam pengentasan kemiskinan, jadi sangat menggembirakan melihat tanda-tanda bahwa ekonomi global semakin menguat," ujar Presiden Kelompok Bank Dunia Jim Yong Kim.

Kim menuturkan, pemulihan yang sedang berlangsung termasuk rapuh tapi nyata. Negara-negara, imbuh dia, harus memanfaatkan kondisi ini untuk melakukan reformasi kelembagaan dan pasar yang bisa menarik investasi swasta untuk membantu mempertahankan pertumbuhan jangka panjang.

"Negara-negara juga harus melakukan investasi pada sumber daya manusia dan membangun ketahanan terhadap tantangan yang tumpang tindih, termasuk perubahan iklim, konflik, pemindahan paksa, kelaparan, dan penyakit," jelas Kim.

(Baca: Bank Dunia: Di 2016, Pertumbuhan Ekonomi Global Mengecewakan)

Kompas TV Laju Ekonomi 2017 di Kuartal I Tumbuh 4,9 Persen

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Whats New
Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com