NEW YORK, KOMPAS.com - Jaringan ritel mode Gap menyatakan perlu melakukan aksi cepat agar dapat bersaing dengan para kompetitornya. Pasalnya, akibat persaingan yang ketat, penjualan Gap terbukti melorot.
Penjualan Gap pada kuartal I 2016 meleset dari prediksi sebelumnya. Gap mencatat, penjualan tidak termasuk dari gerai-gerai baru turun 5 persen, lebih buruk dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.
Laba per saham Gap pun diprediksi bakal berada pada kisaran 31 hingga 32 sen per lembar saham. Laba ini di bawah ekspektasi Wall Street yang berada di angka 44 sen per saham.
CEO Gap Art Peck menyatakan perusahaan yang dipimpinnya harus melakukan transformasi dalam waktu cepat.
Selain itu, kata Peck, Gap juga harus mempersingkat model operasionalnya.
Peck, yang memulai jabatannya sebagai CEO Gap sejak tahun lalu, mengatakan bahwa Gap juga berencana mengevaluasi gerai-gerai Banana Republic dan Old Navy yang ada di luar kawasan Amerika Utara.
Tujuannya adalah untuk menajamkan fokus geografis dengan potensi besar. Pada kuartal I 2016, Gap melaporkan penjualan Gap turun 3 persen.
Sementara itu, penjualan Banana Republic turun 11 persen dan Old Navy turun 6 persen.
Dengan demikian, total penjualan pada kuartal I 2016 turun 3,44 miliar dollar AS dari sebelumnya 3,66 miliar dollar AS.
Peck juga berjanji bahwa Gap akan kembali ke kinerja yang baik. Hal ini di tengah persaingan yang ketat dengan merek-merek seperti H&M dan Zara.