Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 6 Fokus Pemerintah untuk Meningkatkan Kelangsungan Industri Sawit

Kompas.com - 24/11/2016, 05:45 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Industri sawit Indonesia terus berkembang, seiring dengan semakin besarnya industri sawit, semakin besar pula tantangannya baik dari sisi regulasi pemerintah, pasar maupun masyarakat pelaku industri.

Sehingga, perlu adanya harmonisasi industri ini untuk mencapai hasil yang maksimal, dan efisien.

Dalam rangka memberikan informasi perkembangan industri sawit Indonesia dan global terkini menguak prediksi harga minyak sawit ke depan, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyelenggarakan Indonesia Palm Oil Conference (IPOC). 

IPOC sudah diselenggarakan untuk ke-12 kalinya. Tahun ini, mengusung tema “Palm Oil Deveploment: Harmonizing Market, Society, and The State”.

IPOC tahun ini rencananya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) namun dengan berbagai kesibukan Presiden, maka pembukaan IPOC akan dilakukan oleh Menteri Agararia Sofyan Djalil.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman usai melakukan pertemuan dengan para pelaku industri sawit mengatakan, terdapat enam fokus utama pemerintah yang akan dikupas dalam gelaran IPOC 2017.

Pertama, Presiden meminta adanya peningkatan produktifitas kebun rakyat menjadi prioritas dan peningkatan dukungan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) agar perlu diperbesar porsinya khususnya utk percepatan replanting.

Kedua, percepatan sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) bagi seluruh perusahaan yang perlu didukung BPDP mengingat keterbatasan anggaran di Kementerian Pertanian.

Penguatan ISPO menurut Presiden penting dalam rangka percepatan sertifikasi dan keberterimaan international.

Ketiga, kebun sawit di lahan gambut harus ditingkatkan implementasi 'pengelolaan gambut lestari' dengan tujuan meningkatkan produktifitas dan mencegah kebakaran lahan.

Keempat, peningkatan produktifitas kebun rakyat agar tidak terhambat dengan status legalitas lahan, untuk memberi kepastian hukum dan penerimaan kredit bank.

Kelima, soal kampanye negatif di Eropa disarankan agar ekspor CPO ke Eropa dikurangi atau dihentikan dan agar fokus pada pasar besar seperti India, China, Pakistan, Bangladesh.

Keenam, pengembangan integrasi jagung dan sawit untuk umur tanaman dibawah usia 4 tahun, pada 2016 ditargetkan seluas 724.000 hektar jagung di lahan sawit dan hutan.

Petani jagung juga diminta bermitra dengan GPMT/industri pakan ternak. "Yang penting kami committed mendukung pengembangan sawit, karena terbukti membuat hidup petani sawit lebih baik," pungkas Amran di Denpasar, Bali, Rabu (23/11/2016).

Kompas TV Perusahaan Sawit Dituntut Peduli Lingkungan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com