Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Avtur Mahal, Rizal Ramli Minta Pertamina Lakukan Inisiatif Penurunan Harga

Kompas.com - 15/09/2015, 12:56 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli meminta Pertamina berinisiatif menurunkan harga bahan bakar pesawat yaitu avtur. Menurut Rizal, harga avtur Pertamina saat ini terlampau kemahalan.

"Pertamina ambil inisiatif lah jangan terlalu mahal, misalnya kalau nanti (maskapai) bukan beli dari Pertamina ya rugi Pertaminanya," ujar Rizal di Kantor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta, Kamis (15/9/2015).

Dia membenarkan ucapan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang menyebut harga avtur dari Pertamina hampir 20 persen lebih mahal ketimbang harga avtur di Singapura. Memang, kata dia, dalam penentuan harga avtur itu ada Pajak Pertambahan Nilai (PPN), namun seharusnya harga avtur tak semahal saat ini.

"Memang harga avtur yang dijual Pertamina, lebih mahal dari internasional. Memang ada komponen PPN 10 persen. Mestinya harga avtur bisa dkiurangi paling gak 12 persen," kata dia.

Sementara itu Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang sudah memberikan penjelasan mengenai harga avtur Pertamina yang lebih mahal jika dibandingkan dengan Singapura. Sebab, harga pokoknya memang lebih tinggi lima persen dari impor karena kilang yang sangat tua.

"Lalu, ada biaya konsesi AP (Angkasa Pura), ada sewa peralatan dan pajak-pajak. Tetapi, dibanding Filipina, Kamboja, Vietnam, dan lain-lain, kita masih lebih murah," kata Ahmad saat dihubungi Kompas.com, Minggu (13/9/2015).

Di samping itu, lanjut Ahmad, ada subsidi silang terkait dengan lokasi-lokasi lain yang tidak ekonomis, tetapi harus tetap dilayani. Mahalnya harga avtur Pertamina juga disebabkan adanya biaya padat karya akibat tidak diperkenankannya full automation system yang berdampak terhadap pengurangan tenaga kerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com