Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia Ingatkan Dampak Kenaikan Suku Bunga AS

Kompas.com - 16/09/2015, 18:43 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia mengingatkan negara-negara berkembang terhadap kemungkinan turbulensi pasar keuangan akibat kebijakan pengetatan moneter bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve. The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya setelah pertemuan yang digelar 16-17 September ini.

Dalam makalahnya, “The Coming U.S. Interest Rate Tightening Cycle: Smooth Sailing or Stormy Waters?”, Bank Dunia menyebutkan, kebijakan The Fed menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2006 ini, mempengaruhi  pasar keuangan dunia.

Hal tersebut akan menyebabkan penurunan besar-besaran dana masuk ke negara berkembang. Padahal, negara berkembang tengah berjuang akibat volatilitas di pasar finansial global yang berimbas pada pelambatan ekonominya.

"Perubahan mendadak risk apetite terhadap aset di emerging market bisa menyebar dan mempengaruhi arus dana masuk ke berbagai negara," kata Ayhan Kose, Director of the World Bank’s Development Prospects Group, dalam rilis resminya, Selasa (15/9/2015).

Negara berkembang saat ini tengah berhadapan dengan pelambatan ekonomi, pelemahahan perdagangan internasional, dan kejatuhan harga komoditas. "Negara yang paling merasakan dampaknya adalah yang paling rentan," tambah Kaushik Basu, Kepala Ekonom dan Senior Wakil Presiden di World Bank.

Beberapa negara berkembang, menurut Bank Dunia, malah bisa mengalami goncangan lebih buruk dibanding taper-tantrum yang terjadi tahun 2013 lalu.

Untuk mengantisipasi goncangan akibat kenaikan bunga AS, Bank Dunia mengingatkan negara berkembang untuk memperkuat ketahanan ekonomi dan mendorong pertumbuhan lebih cepat.

Negara dengan inflasi tinggi harus mengatasi hal tersebut dan regulator harus lebih mengawasi bank dengan kewajiban valuta asing yang besar.

Kebijakan fiskal, jika memungkinkan, diminta untuk mendorong pertumbuhan. Reformasi struktural mungkin tidak serta-merta menunjukkan hasil, tapi agenda reformasi bisa memberi sinyal pada investor bahwa perekonomian akan membaik.(Sanny Cicilia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com