Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulog: Jangan Hina Impor Jeroan!

Kompas.com - 19/07/2016, 15:00 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti meminta masyarakat untuk tidak menghina keputusan pemerintah mengizinkan adanya impor jeroan sapi.

(Baca: Mentan Jelaskan Alasan Buka Izin Impor Jeroan dan Daging "Secondary Cut")

Menurut Djarot, mengkonsumsi jeroan merupakan bagian dari kultur masyarakat Indonesia.

Djarot bilang, bahkan sejak kecil banyak anak diberi makan jeroan, misalnya hati. Selain itu, jeroan juga banyak digunakan sebagai bahan makanan tradisional.

"Kalau menurut saya, jangan dihina lah bangsa sendiri," komentar Djarot, ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (19/7/2016).

"Itu masa (dibilang) kayak makanan anjing. Toh saya juga makan itu," katanya lagi.

Lebih jauh dia mengatakan, impor jeroan boleh saja dilakukan. Yang terpenting, pemerintah memastikan jangan sampai jeroan impor merusak kesehatan masyarakat.

"Negaranya dari mana itu kita pilih sekali, karena berkaitan dengan higienitas. Sementara ini hanya Australia," tegas Djarot.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berencana akan merevisi Permentan Nomor 58 Tahun 2015 tentang Pemasukan Karkas Daging dan Olahannya.

Amran menegaskan, regulasi yang direvisi tersebut untuk mengakomodasi jeroan dan daging jenis secondary cut bisa diimpor swasta maupun BUMN.

Amran berdalih, keputusan ini demi kepentingan rakyat. (Baca: Kata Mentan, Revisi Aturan Larangan Impor Jeroan untuk Kepentingan Rakyat )

Padahal baru tahun lalu, Amran memutuskan menutup keran impor jeroan. Waktu itu Amran berpendapat, impor jeroan merendahkan martabat bangsa.

"(Jeroan) Itu makanan anjing-kucing di sana (luar negeri). Langsung saya tutup impornya," kata Amran, Senin (26/1/2015).

"Saya ingin republik dihargai bangsa lain," ucap Amran kala itu. (Baca: Mentan: Jeroan Itu Makanan Anjing, Impor Saya Tutup

Kompas TV Kemendag: Daging Beku Berhasil Tahan Harga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com