Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Fajar Marta

Wartawan, Editor, Kolumnis 

BI Akan Menaikkan Atau Mempertahankan Suku Bunga?

Kompas.com - 15/03/2017, 07:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

Hari ini dan esok (15 dan 16 Maret 2017), Bank Indonesia (BI) akan menggelar rapat dewan gubernur (RDG).  Enam pejabat dewan gubernur Bank Indonesia, dipimpin Gubernur BI Agus Martowardojo akan berkumpul mengambil keputusan penting yang akan memengaruhi seluruh sendi perekonomian  Indonesia.

Secara kolektif kolegial, dewan gubernur BI akan memutuskan stance kebijakan moneter yang terefleksikan pada posisi suku bunga acuan yang bernama BI 7-day repo rate.

Kebijakan moneter melalui suku bunga diperlukan untuk mengarahkan perekonomian agar tetap berada dalam zona yang stabil sehingga dapat tumbuh secara berkelanjutan. Tugas otoritas moneter adalah mengerem pertumbuhan ekonomi yang terlalu cepat dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang terlalu lambat.

RDG BI tersebut digelar sehari setelah Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed), melaksanakan rapat serupa yang disebut Federal Open Market Committee(FOMC). The Fed akan menetapkan posisi suku bunga acuannya yang dinamakan Fed Funds Rate pada Rabu waktu AS atau Kamis (16/3/2017) dini hari WIB.

BI sengaja memilih jadwal RDG sehari setelah FOMC karena putusan The Fed akan menjadi salah satu faktor pertimbangan BI sebelum memutus kebijakan moneter domestik.

Maklum saja, sebagai negara dengan pasar keuangan yang terbuka namun kecil, Indonesia sangat dipengaruhi oleh pasar keuangan AS. Jangankan Indonesia, pasar keuangan global juga dipengaruhi oleh kebijakan moneter AS mengingat AS adalah bandar keuangan dunia, tempat investasi keuangan yang dinilai paling aman di muka bumi.

Jika The Fed menaikkan suku bunga, hampir bisa dipastikan bank-bank sentral di negara lain juga akan menaikkan suku bunganya. Jika tidak, maka investor asing di negara bersangkutan kemungkinan besar akan mengalihkan portofolio investasi keuangan ke AS. Sebab, dihitung dari imbal hasil dan risiko, investasi di pasar keuangan AS akan lebih menguntungkan.

Pada gilirannya, larinya dana dari suatu negara ke AS akan melemahkan mata uang negara bersangkutan. Pelemahan kurs tentu saja akan berdampak negatif pada banyak hal, mulai dari harga barang impor yang semakin mahal hingga pandangan mengenai lemhanya fundamental ekonomi negara bersangkutan.

KOMPAS.com/M FAJAR MARTA Perkembangan BI 7-day repo rate dan inflasi inti

Namun, meskipun Fed Funds Rate menjadi faktor penting, ada faktor lain yang lebih penting bagi BI dalam memutuskan suku bunga acuan yakni inflasi domestik. Pasalnya, inflasi inilah yang bisa menunjukkan apakah perekonomian sedang memanas, stabil, atau melambat.

Inflasi merupakan cermin keseimbangan penawaran dan permintaan di pasar. Karena itulah, pengendalian inflasi menjadi tugas utama bank-bank sentral di dunia.

Lalu, dengan melihat perkembangan inflasi terkini, kebijakan moneter AS, kurs rupiah, kredit perbankan, dan faktor-faktor lainnya, kebijakan moneter seperti apa yang akan ditempuh BI?

Inflasi 

Sejak Desember 2015, BI menerapkan kebijakan moneter longgar. Itu dilakukan karena inflasi amat rendah dan berada di batas bawah target BI, yang menunjukkan melemahnya permintaan atau daya beli masyarakat.

Terbukti, inflasi pada tahun 2015 hanya 3,3 persen, terendah sejak 2009 tatkala dunia mengalami krisis keuangan. Inflasi rendah di batas bawah target BI terus berlanjut pada 2016, pada level 3,02 persen.

Seiring itu, perekonomian juga relatif melambat, hanya tumbuh 4,79 persen pada 2015 dan 5,02 persen pada 2016.

Halaman:


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com