Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Himelda Renuat
Pegiat Fintech

Anggota Asosiasi FinTech Indonesia dan Founder & Chief Marketing Officer DOKU

“Mobile Wallet", Dompet untuk Semua Orang

Kompas.com - 31/01/2017, 09:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

 


Underbanked vs Kemiskinan

Jumlah populasi orang yang ‘tidak memiliki rekening bank’ atau underbanked di Indonesia masih sangat tinggi. Laporan Financial Inclusion Index (Global Findex) di 2014 mengungkapkan hanya 36 persen orang dewasa di Indonesia yang memiliki rekening di bank. Artinya, terdapat sekitar 120 juta orang dewasa yang tergolong underbanked.

Namun demikian, masyarakat underbanked tidak serta merta dapat disama-artikan dengan faktor kemiskinan.

Masyarakat underbanked di sejumlah wilayah pesisir Indonesia justru relatif sejahtera karena hidup di tengah pusat kegiatan ekonomi, dengan perputaran uang yang cukup tinggi mengandalkan sektor perikanan.

Mengutip hasil kajian potensi keuangan masyarakat underbanked sektor perikanan yang dirilis Bank Indonesia pada 2016 lalu, pendapatan rata-rata masyarakat pesisir di lokasi kajian berkisar antara Rp 300.000 hingga Rp 11.400.000 per bulan di Demak dan Rp 200.000 hingga Rp 4 juta di Gorontalo Utara.

Secara umum, tingkat penghasilan mereka dibandingkan masyarakat underbanked di wilayah yang sama relatif adalah setara dengan kisaran antara Rp 532.143 hingga Rp 8.410.714 (Demak) dan Rp 521.429 hingga Rp 1.235.714 (Gorontalo Utara).

Namun demikian, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia, terutama kelompok menengah-bawah harus diakui masih rendah. Selain faktor sosial, kendala geografis adalah tantangan terbesar untuk menghubungkan masyarakat piramida terbawah dengan sektor keuangan.

Penyedia layanan keuangan terkendala oleh mahalnya biaya dan rumitnya pendirian kantor cabang perbankan di wilayah-wilayah terpencil. Sementara masyarakat terkendala biaya pelayanan, beragam persyaratan perbankan, jarak untuk mengakses layanan, serta kurangnya edukasi.

Bahkan untuk layanan keuangan dasar seperti meminjam dan menyimpan uang, masih banyak masyarakat yang belum dapat menikmatinya.

Menurut hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2016, Indeks literasi keuangan nasional meningkat dari 21,8 persen di 2013 menjadi 29,7 persen pada 2016, dan indeks inklusi keuangan nasional mengalami peningkatan dari 59,7 persen menjadi 67,8 persen.

Meski ada tren kenaikan, namun angka ini masih merupakan yang terendah di lima negara terbesar di Asia Tenggara, yaitu Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis indeks inklusi keuangan nasional akan naik menjadi 75 persen pada 2019 mendatang. Lewat Program Pendampingan yang disiapkan pemerintah, diharapkan literasi dan inklusi keuangan bisa meningkat lebih cepat.

Pemerintah telah melakukan sejumlah terobosan, seperti program "Laku Pandai" yang mulai menunjukkan keuntungan sosial dan finansial, meski masih jauh dalam mencapai tujuan utama; yaitu merangkul seluruh lapisan masyarakat dalam inklusi keuangan.

Menembus Layanan Keuangan dengan Dompet Elektronik

Bertolak belakang dengan angka kepemilikan rekening bank, menurut Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII), sebanyak 132,7 juta orang Indonesia telah terhubung ke internet.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com